Kamis, 18 Juni 2015

MANUSIA DAN HARAPAN

A.   PENGERTIAN HARAPAN



Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan seseorang.
Setiap Manusia Mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan pesan kepada ahli warisnya. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, Misalnya Ranny mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana rafiq memperoleh nial A. Lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh sungguh.

B.   APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?


Menurut Kodratnya manusia itu adalah makhluk Soial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakatlainnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan Kodrat, dan dorongan kebutuhan hidup

  ü  Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan ilmiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh tuhan, Misalnya menangis, bergembira, berfikir, berjalan, berkata, dan lain lain. Dorongan Kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, ,bergermbira, dan sebagainya. Dan dengan kodrat inilah manusia memiliki harapan.

  ü  Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacm macam kebutuhan hidup, kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat di bedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
     1.    Kelangsungan hidup (survival)
     2.    Keamanan (safely)
     3.    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
     4.    Diakui lingkungan (status)
     5.    Pewujudan cita-cita (self actualization)

  ü  Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan makan dan minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.

  ü  Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir, ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan, setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah di peluk ibunya setelah bertambah besar ia dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang Nampak secaara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.

  ü  Hak dan Kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan pertumbuhan manusia maka akan tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibunya “Ibu ini kok menganggap reny masih kecil saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya

  ü  Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup, dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbuny “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan. Bahwa setiap manusia yang lahir di bumi imi tentu akan bertanya tentang statusnya, status keberadaannya, status keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam Negara.\

  ü  Perwujudan Cita Cita
Selanjutnya manusia berharap di akui keberadaanya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiaannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

            C. KEPERCAYAAN

Kepercayaan Berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
     1.    Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada tuhan yang maha esa. Percaya diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah. Dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan atau dipercayakan kepadanya.
      2.    Kepercayaan Kepada Orang lain
Percaya keada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siap saja. Keprcayaan Kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya. Perbuatan yang sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu di percaya karena ucapannya.
      3.    Kepercayaan Kepada Pemerintah
Negara itu berasal dari Tuhan, Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusIa, atau setidak tidaknya tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semuanya adalah ciptaan tuhan. Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatn adalah dari rakyat.
     4.    Kepercayaan Kepada Tuhan


Kepercayaan kepada tuhan yang maha itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran, kepercayaan itu amat penting . karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan  rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada tuhannya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain. 
  ü  Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkat ibadah 
  ü  Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
  ü  Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong dermawan, dan sebagainya
  ü  Mengurangi nafsu mengumlukan harta yang berlebihan
  ü  Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya

D.   KEBENARAN

Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”, karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.
Dr.Yuyun  Suriasumantri  dalam bukunya  “filsafat  IImu, sebuah pengantar  Populer  ada tiga teori  kebenaran  sebagai  berikut  :
     1.    Teori  koherensi  atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan  pemyataan-pemyataan    sebelumnya  yang  dianggap  benar.
Contoh  : setiap  manusia  akan mati.  Paul  Manusia.  Paul  akan mati.

      2.    Teori  korespondensi
Suatu teori yang menjalankan  bahwa  suatu pemyataan  benar  bila  materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan  itu berkorenponden(berhubungan)  dengan obyek yang dituju oleh  pernyataan   tersebut. Contoh  : Jakarta  itu ibukota  republik  Indonesia

      3.    Teori  pragnatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria  apakah  pemyataan tersebut  bersifat fungsional  dalam  kehidupan  praktis. Dalam  berbagai  jenis  kebenaran tersebut  yang  selalu  diusahakan   dan  dijaga  ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam  hal-hal  itu  akan  langsung  mencemarkan atau menjatuhkan  nama  baiknya,  sehingga orang  tidak  mempercayainya   lagi.

Sumber:
https://ariefimam2.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar/bab-11-manusia-dan-harapan/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/13/manusia-dan-harapan/

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A.     PENGERTIAN KEGELISAHAN


Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,  tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan  hal  yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya  berjalan  mundar-mandir  dalam  ruang tertentu  sambil  menundukkan  kepala, memandang  jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan  lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1.    Kecemasan Objektif
Adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu di sekitarlingkungannya.
2.    Kecemasan Neorotik
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari hati naluri. Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni ; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebagainya.
3.    Kecemasan Moril
Kecemasan ini disebabkan karena kepribadian seseorang. Tiap kepribadian masing-masing manusia memiliki bermacam-macam emosi antara lain isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa. Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Cara mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir secara jernih dan sehat, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

B.   FAKTOR PENYEBAB KEGELISAHAN
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir   hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:

v  Dari Dalam

  ü  Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.

ü  Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan  jiwanya. Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak          negatifnya.
     
  ü  Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.

  ü  Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.

  ü  Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan   diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.

  ü  Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.

v  Kemasyarakatan
      Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang kepada orang lain.

C.   CARA MENGATASI KEGELISAHAN


  Ø  Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
  Ø  Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
  Ø Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.

     D.   BENTUK-BENTUK KEGELISAHAN
Bentuk bentuk kegelisahan antara lain:
a.       Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
b.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
c.       Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh  berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.



Sumber :


Jumat, 05 Juni 2015

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

A.     Pengertian Tanggung Jawab


Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan apa yang telah kita lakukan.Arti dari tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung segala akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.

B.    Macam-Macam Tanggung Jawab

Manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan adapun untuk kebutuhan orang lain. Dalam usahanya setiap manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan dan membantunya yaitu kekuasaan tuhan.Dengan demikian tanggung jawab itu dapat di bedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuat nya. Berikut ini merupakan beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1.      Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri itu menuntut kesadaran akan diri kita untuk memenuhi kewajiban sendiri dan mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Apa yang telah kita lakukan harus menerima resikonya sendiri.

2.      Tanggung Jawab Terhadap Keluarga


Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejaterahaan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Sebagai anggota keluarga kita harus saling menjaga nama baik keluarga dengan sikap dan perbuatan yang kita lakukan di dalam kehidupan bermasyarakat.

3.      Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena manusia kedudukannya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain maka kita harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Berinteraksi didalam suatu kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan karena itu bisa membuat kita saling mengenal satu dengan yang lainnya.

4.      Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa tiap manusia, tiap individu adalah suatu warga negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara atas apa yang telah ia perbuat. Kita harus menjaga nama baik bangsa dan negara kita sendiri dengan prestasi-prestasi anak bangsa.

5.      Tanggung Jawab Terhadap Tuhan


Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia agar tanggung jawab langsung terhadap tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam jenis agama. Menerima hukuman di akhirat nanti atas apa yang telah kita lakukan selama hidup didunia ini.

C.    Pengabdian Dan Pengorbanan

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

v      Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran dan pendapat sebagai perwujudan kesetiaan, atau suatu kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu ada hakekatnya yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya. Lain halnya jika kita hanya membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya sebuah bantuan saja.

v      Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengharapkan suatu imbalan maupun pamrih dari orang lain.

D.    Perbedaan Pengabdian Dan Pengorbanan

Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanannya. Antara sesama kawan sulit di katakannya pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatnya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa bentuk harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengabdian lebih banyak menunjukan kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjukan kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran ,perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut suatu pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut suatu pengabdian.


Sumber :

Kamis, 04 Juni 2015

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.           PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP


Setiap  manusia  mempunyai pandangan  hidup. Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.
Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang  singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sehingga basil  pemikiran  itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
Ø Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya
Ø Pandangan  hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang  terdapat  pada  negara  tersebut.
Ø Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya.
            Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita -cita  ialah apa yang diinginkan  yang mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.


B.           CITA-CITA


Menurut   kamus  umum  Bahasa  Indonesia,  yang  disebut  cita-cita  adalah  keinginan, harapan,   tujuan  yang  selalu  ada  dalam  pikiran.  Baik  keinginan,  harapan,  maupun   tujuan merupakan   apa  yang  mau  diperoleh  seseorang  pada  masa  mendatang.   Dengan   demikian cita-cita  merupakan  pandangan  masa depan, merupakan  pandangan  hidup yang akan datang. Pada  umumnya   cita-cita  merupakan  semacam  garis  linier  yang  makin  lama  makin  tinggi, dengan  perkataan  lain:  cita-cita  merupakan  keinginan,  harapan,  dan  tujuan  manusia   yang makin  tinggi  tingkatannya.
Apabila  cita-cita  itu tidak mungkin  atau belum mungkin  terpenuhi,  maka  cita-cita  itu disebut angan-angan.  Disini persyaratan dan kemampuan  tidak/belum  dipenuhi  sehinga  usaha untuk mewujudkan  cita-cita  itu tidak mungkin  dilakukan.  Misalnya  seorang anak bercita-cita ingin  menjadi  dokter,  ia belum  sekolah,  tidak mungkin  berpikir  baik,  sehingga  tidak  punya kemampuan   berusaha  mencapai  cita-cita.  Itu baru dalam  taraf  angan-angan.
Antara masa sekarang   yang merupakan  realita dengan masa yang akan datang  sebagai ide atau cita-cita  terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai  apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung  dari tiga faktor. Pertama, manusianya  yaitu yang memiliki  cita-cita;  kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita  yang  hendak  dicapai.
Faktor  manusia  yang mau mencapai  cita-cita  ditentukan  oleh  kualitas  manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak  yang  dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi  yang  merintangi  tercapainya  suatu cita-cita.

C.           KEBAJIKAN

Kebajikan  atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan  kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan  moral, perbuatan  yang sesuai dengan norma-norma   agama dan etika. Manusia  berbuat  baik, karena menurut  kodratnya manusia  itu baik, mahluk  bermoral. Atas  dorongan  suara hatinya  manusia  cenderung  berbuat  baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai  mahluk  pribadi, manusia  sebagai  anggota masyarakat, dan manusia sebagai  mahluk Tuhan.
Manusia adalah seorang  pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur  itu terpisah  bila manusia  meninggal.  Karena merupakan  pribadi,  manusia  mempunyai pendapat  sendiri,  ia mencintai  diri sendiri, perasaan  sendiri, cita-cita  sendiri dan sebagainya. Justru  karena  itu, karena  mementingkan diri sendiri, seringkali manusia  tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota  masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia  dilengkapi  kemampuan  jasmani  dan  rohani juga  fasilitas  alam sekitarnya  seperti  tanah,  air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Sesuatu  yang  baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat  saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang   atau segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk kepada  apa yang  baik bagi masyarakat umum.
Kebijakan adalah perbuatan  yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan  hukum Tuhan. Kebajikan  berarti  berkata  sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi  yang  melihatnya.


D.           USAHA / PERJUANGAN

Usaha/perjuangan  adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja  keras  untuk  kelanjutan  hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah  usaha/perjuangan. Perjuangan   untuk  hidup,  dan  ini sudah  kodrat  manusia.  Tanpa  usaha/perjuangan,   manusia tidak dapat hidup sempuma.  Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus  kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua  ketentuan  akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,  atau dengan kedua-duanya.  Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya  daripada dengan  jasmaninya.   Sebaliknya   pam  buruh,  petani  lebih  banyak  menggunakan   jasamani daripada  otaknya.  Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan  kedua-duanya   otak dan jasmani  daripada  salah satunya.  Para politisi lebih banyak  kerja  otak daripada  jasmani. Sebaliknya  para prajurit  lebih ban yak kerja jasmani  daripada  otak.
            Kerja keras pada dasamya  menghargai dan meningkatkan  harkat dan martabat manusia. Sebaliknya  pemalas  membuat  manusia  itu miskin,  melarat,  dan berarti  menjatuhkan  harkat dan martabatnya  sendiri. Karma  itu tidak boleh bermalas-malas,  bersantai-santai  dalam hidup ini. Santai  dan  istirahat  ada waktunya  dan manusia  mengatur  waktunya  itu.
Untuk  bekerja  keras manusia  dibatasi oleh kemampuan.  Karena  kemampuan   terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan   itu  terbatas  pada  fisik dan  keahlian/ketrampilan.   Orang  bekerja  dengan  fisik lemah memperoleh  hasil sedikit, ketrampilan  akan memperoleh  penghasilan  lebih banyak jika dibandingkan  dengan orang yang tidak mempunyai  ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian/ketrampilan   itu suatu keharusan.  Sebagaimana  dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntutlah  ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” dalam pendidikan  dikatakan sebagai “long  life education”
Karena  manusia  itu  mempunyai   rasa  kebersamaan   dan  belas  kasihan  (cinta  kasih) antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau kemampuan  terbatas yang menimbulkan perbedaan   tingkat  kemakmuran   itu  dapat  diatasi  bersama-sama   secara  tolong  menolong, bergotong-royong.    Apabila  sistem ini diangkat  ke tingkat organisasi negara,maka negara akan  mengatur  usaha/peljuangan   warga  negaranya   sedemikian   rupa,  sehingga   perbedaan tingkat kemakmuran  antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan  ini dapat  dikaji  melalui  pendangan  hidup/ideologi  yang  dianut  oleh  suatu  negara.


E.           KEYAKINAN / KEPERCAYAAN

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a.  Aliran  Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna.
Apabila  aliran naturalisme  ini dihubungkan  dengan pandangan  hidup, maka keyakinan manusia  itu bennula  dan  Tuhan.Jadi, pandangan  hidup  dilandasi  oleh  ajaran-ajaran  Tuhan melalui   agamanya Manusia yakin  bahwa  kebajikan  itu  diridhoi oleh  Tuhan. pandangan hidup  yang  dilandasi  keyakinan   bahwa  Tuhanlah  kekuasaan   tertinggi,   yang  menentukan segala-galanya   disebut  pandangan  hidup  religius  (keagamaan).
Sebaliknya, apabila  manusia  tidak  mengakui  adanya  Tuhan,  natur  adalah  kekuatan tertinggi,  maka  keyakinan  itu bermula  dan  kekuatan  natur.  Pandangan  hidupnya  dilandasi oleh  kekuatan  natur.  Manusia  yakin  bahwa  kebajikan  adalah  kebajikan  natur.  Pandangan hidup  yang  dilandasi  oleh  kekuatan  natur  sifatnya  atheisme.  Ini disebut  pandangan   hidup komunis.
b.  Aliran  intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan  akal. Dengan akal manusia berpikir.  Mana  yang  benar  menu rut akal  itulah  yang  baik,  walaupun  bertentangan   dengan kekuatan  hati nurani.  Manusia  yakin bahwa dengan kekuatan  pikir (akal) kebajikan  itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.  Teknologi adalah a1at bantu mencapai kebajikan  yang  maksimal,  walaupun  mungkin  teknologi  memberi  akibat  yang  bertentangan dengan  hati nurani.
Apabila  aliran ini dihubungkan  dengan pandangan  hidup, maka keyakinan  manusia  itu bermula  dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran  yang diterima akal.  Benar  menurut  akal itulah  yang  baik. Manusia  yakin  bahwa  kebajikan  hanya  dapat diperoleh  dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut llberalisme.Kebebasan akal  menimbulkan    kebebasan   bertingkah   laku  dan  berbuat, walaupun   tingkah   laku  dan perbuatan  itu bertentangan  dengan hati nurani. Kebebasan  akallebih ditekankan  pada setiap individu. karena  itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi  tinggi) dapat menguasai individu  yang  berpikir  rendah  (bodoh).
c.   Aliran  Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib aninya  kelruatan yang berasal  dan  Tuhan,  percaya  adanya Tuhan  sebagai dasar keyakinan.  Sedangkan  aka! adalah dasar kebudayaan,   yang menentukan  benar  tidaknya  sesuato.  Segala  sesuatu  dinilai  dengan akal,  baik sebagai  logika  berpikir  maupun  sebagai  rasa (hati nurani).  Jadi,  apa yang benac menurut  logika  berpikir juga  dapat diterima  oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan  dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan  pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan  hati nurani  dinomor  duakan,  kekuatan  gaib dari Tuhan  diakui  adanya  tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan  pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),  pandangan hidup ini disebut sosialisme.


F.            LANGKAH-LANGKAH  BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK


Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan,  ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-langkah  berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah  itulah kita dapat memperlakukan pandangan  hidup  sebagai  sarana mcncapai tujuan dan  cita-cita dengan  baik.  Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
1.  Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan  tahap pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu pandangan  hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai  pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
2.  Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan   mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan  pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa  Pancasila  dan  bagaimana  mengatur  kehidupan bernegara.
3.  Menghayati
Langkah  selanjutnya  setelah mengerti pandangan  hidup adalah menghayati  pandangan hidup  itu. Dengan  menghayati  pandangan  hidup kita memperoleh  gambaran  yang  tepat dan benar  mengenai  kebenaran pandangan  hdiup  itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamya, yaitu  dengan  memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai  pandangan  hidup itu sendiri. Langkah-langkah   yang  dapat  ditempuh  dalam  rangka  menghayati  ini, menganalisa hal-hal  yang  berhubungan  dengan  pandangan  hidup,  bertanya  kepada  orang  yang  dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu  sendiri. Jadi dengan menghayati  pandangan hidup kita akan memperoleh  mengenai kebenaran  tentang  pandangan  hidup  itu sendiri.
4.  Meyakini
Dengan  meyakini   berarti   secara  langsung   ada  penerimaan yang  ikhlas   terhadap pandangan   hidup  itu.  Adanya  sikap  menerima  secara  ikhlas  ini maka  ada  kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini   penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan  dirinya tersugesti.
5.  Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
6.  Mengamankan
Proses  mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan  bila belum mendalami  langkah sebelumnya  lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang  terakhir  ini merupakan  langkah  terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup  itu.

SUMBER:
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/